menggapai impian dengan blog's

menggapai impian dengan blog's

Rabu, 21 Maret 2012

ilmu alamiah dasar ( metode ilmiah )

Metode ilmiah Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Unsur metode ilmiah Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut: Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran) Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran) Prediksi (deduksi logis dari hipotesis) Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas) Contoh,DNA Setiap langkah diilustrasikan dengan contoh dari penemuan struktur DNA: DNA/karakterisasi DNA/hipotesis DNA/prediksi DNA/eksperimen Contoh tersebut dilanjutkan pada tahap "Evaluasi dan pengulangan", yaitu DNA/pengulangan. Karakterisasi Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresiDNA/karakterisasi Sejarah penemuan struktur DNA merupakan contoh klasik dari empat tahap metode ilmiah: pada tahun 1950 telah diketahui bahwa pewarisan genetik memiliki deskripsi matematis, diawali oleh penelitian Gregor Mendel, namun mekanisme gen tersebut belumlah diketahui dengan jelas. Para peneliti di laboratorium William Lawrence Bragg di Universitas Cambridge membuat gambar-gambar difraksi sinar-X atas berbagai macam molekul. Berdasarkan susunan kimianya, dirasakan mungkin untuk mengkarakterisasikan struktur fisis DNA dengan gambar sinar-X. Lihat: DNA 2 [sunting] Karakterisasi Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur DNA/hipotesis Sebagai contoh, dalam usaha untuk menentukan struktur DNA, Francis Crick dan James Watson menghipotesiskan bahwa molekul tersebut memiliki struktur heliks: dua spiral yang saling memilin. Linus Pauling yang baru akan melakukan studi serius terhadap molekul tersebut menghipotesiskan struktur heliks ganda tiga. Lihat: DNA 1|...DNA 3 Prediksi dari hipotesis Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan. DNA/prediksi Setelah Watson dan Crick menghipotesiskan bahwa DNA merupakan heliks ganda, Francis Crick memprediksikan bahwa gambar difraksi sinar-X DNA akan menunjukkan suatu bentuk huruf X. Lihat: DNA 1 | ...DNA 4 Eksperimen Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen. DNA/eksperimen Ketika James Watson meneliti apa yang telah ditemukan Rosalind Franklin pada gambar difraksi sinar-X DNA buatannya, Watson melihat bentuk huruf X yang telah diprediksikan Crick sebagai struktur heliks. Lihat: DNA 1 | ...DNA/pengulangan Evaluasi dan pengulangan Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain, Metode Ilmiah Home Kelas X Semester 1 Metode Ilmiah Proyek Ilmiah Nilai kelas X - 3 Nilai kelas X- 4 Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project). Secara umum metode ilmiah meliputi langkah-langkah berikut: Observasi Awal Mengidentifikasi Masalah Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis Melakukan Eksperimen Menyimpulkan Hasil Eksperimen Observasi awal Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai. Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll. Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll. Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik. kembali ke langkah-langkah metode ilmiah Mengidentifikasi masalah Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah? Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas. Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti. Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen. kembali ke langkah-langkah metode ilmiah Merumuskan atau menyatakan hipotesis Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah. Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen kembali ke langkah-langkah metode ilmiah Melakukan eksperimen Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap. Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen. Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan. Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil. Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama. kembali ke langkah-langkah metode ilmiah Menyimpulkan hasil eksperimen Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis: Jangan ubah hipotesis Jangan abaikan hasil eksperimen Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperime METODE ILMIAH Pengertian Metode: Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Pengertian Metode Ilmiah: Metode ilmiah adalah suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan–pertimbangan logis. Almack (1939) menyebutkan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Kriteria metode ilmiah : 1. Berdasarkan fakta Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis. 2. Bebas dari prasangka Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. 3. Menggunakan prinsip analisa Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam. 4. Menggunakan hipotesa Dalam metode ilmiah, Peneliti harus dituntun dalam proses berfikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti. 5. Menggunakan ukuran obyektif Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras. 6. Menggunakan teknik kuantifikasi Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut-atribut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai-nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, rangking dan rating Karakteristik metode ilmiah : Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti- bukti yang tersedia. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan. Tujuan mempelajari Metode Ilmiah : Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah Metode Ilmiah 14 Maret 2011Blog Link:http://riyandari.blogspot.com/2011/03/metode-ilmiah.html Pengertian MetodeMetode berasal dari bahasa Yunani "Methodos", sambungan kata depan meta (menuju,melalui, mengikuti) dan kata benda hodos (jalan, cara, arah) yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Kata methodos berarti penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, yaitu carabertindak melalui sistem aturan tertentu.Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metodemanyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengertian IlmiahIlmiah adalah sistem berfikir rasional, argumentatif dan saintifik.Pengertian Metode IlmiahMenurut Almadk(1939), "Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logisterhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)berpendapat bahwa "metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatuuntuk memperolehsesuatu interelasi".Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur olehpertimbangan logis.Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yangsistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawabantentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis Kriteria Metode IlmiahMetode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalammetode ilmiah bekerja, seperti berikut :1. Berdasarkan Fakta2. Bebas dari prasangka3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa4. Menggunakan hipotesa5. Menggunakan ukuran objektif6. Menggunakan teknik kuantitatif Tujuan Metode IlmiahTujuan metode ilmiah adalah mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional dan teruji)sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. Sumber :ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-metode.htmlsemangatbelajar.com/tag/pengertian-metode/agus.blogchandra.com/apakah-yang-dimaksud-dengan-metode-ilmiah/classassignment.wordpress.com/2009/03/30/metode-ilmiah/ Karya Ilmiah dan Non Ilmiah 23 Februari 2011Blog Link :http://riyandari.blogspot.com/2011/02/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah.html I. KARYA ILMIAHAda berbagai definisi tentang karya ilmiah sebagai berikut :1.Dalam buku yang di tulis Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi disebutkan bahwakarya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yangsistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiahterhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.2.Menurut Brotowidjoyo, karya ilmiah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan faktadan ditulis menurut Metodologi penulisan yang baik dan benar.3.Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan ai publikasikan dipaparkanhasil penelitian atau pengkajian yang teliah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim denganmemenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yangdimaksud karya ilmiah adalah, suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulissecara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatanmetode ilmiah.Ciri Karya Ilmiah1. Empiris: informasi yang disampaikan bersifat faktual yang diperoleh berdasarkan hasilpengamatan, kajian pustaka, penelitian.2. Sistematis: adanya keteraturan, keterkaitan, dan ketergantungan antarbagian3. Objektif: bebas dari prasangkan perorangan/pribadi 4. Analitis: berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang lebih rinci.5. Verifikatif: mengandung kebenaran ilmiah yang dapat diujiSikap IlmiahMenurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :µSikap ilmiah pada dasarnya adalahsikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagaiseorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atauberprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkahilmiah. Sikap ilmiah itu antara lain :1. Ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasahamengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaanmenggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah;memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.2. Kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat,kebiasaan menggunakan bukti ² bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa palingbenar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkanbukti-bukti yang kuat.3. Terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yangdiketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.4. Objektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dantidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.5. Menghargai karya orang lain : Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lainsebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsalain.6. Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaanmenggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalumemberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya 7. Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yanghasilnya meragukan• tidak akan berhenti melakukan kegiatan ²kegiatan apabila belumselesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.Macam-macam Karya Ilmiah1. Karya iImiah PendidikanKarya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagaipersyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:a. Paper (Karya Tulis).Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasanatau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yangdiberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari matakuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di perdalam denganbeberapa sebab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab IIIPembahasan atau Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.b. Pra SkripsiPra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratanmendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ngakademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan,tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum( menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian,Bab III deskripsi data ( memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IVanalisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V penutup ( kesimpulanpenelitian dan saran ) c. SkripsiSkripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkanpendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- faktaempiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupunpenelitian tidak langsung ( study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai syaratmendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alurpemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.d. ThesisThesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesismerupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi gunamempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah initerutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentangsuatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.e. DisertasiDisertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapatdibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci.Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahansenat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasilpenemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadapsuatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinildari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor 2. Karya ilmiah Penelitian.A, Makalah seminar.1. Naskah SeminarNaskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatupermasalahan yang akan di sampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkanhasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkanpermasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar .2. Naskah BersambungNaskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karyatulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokokbahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, ataubisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.B. Laporan hasil penelitianLaporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukansecara relatif singkat. Laporan ini bisa di kelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karenaberisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.C. Jurnal penelitianJurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian danresensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue) dan mendapatkan nomor dariperpustakaannasional berupa ISSN(international standard serial number).II. KARANGAN NON ILMIAHKarangan non ilmiah: karangan yang tidak terikat padakarangan baku, Misal: anekdot, opini,dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulisberdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atauabstrak, gaya bahasanya formal dan popular.ciri-ciri karangan non ilmiah :1. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidakdidukung fakta umum.2. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif.3. ahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupunkadang-kadang juga formal dan teknis.4. Karya nonilmiah bersifat:a. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungandan sedikit informasi.b. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.c. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.d. Kritik tanpa dukungan bukti.Macam-macam Karya Non Ilmiah :- Dongeng : merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata,menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dancara berinteraksi dengan makhluk lainnya.- Cerpen : suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek dan cenderung padat dan langsungpada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.- Novel : sebuah karya fiksi promsa yang tertulis dannaratif. Biasanya dalam bentuk cerita.- Drama : suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor - Roman : sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskanperbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Sumber :http://mgmp1.wordpress.com/http://makalahdanskripsi.blogspot.com/http://fuad30.blog.friendster.com/http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/http://noorifada.files.wordpress.com/http://rieztyoga.blogspot.com/ Kriteria Metode IlmiahMetode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalammetode ilmiah bekerja, seperti berikut :1. Berdasarkan Fakta2. Bebas dari prasangka3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa4. Menggunakan hipotesa5. Menggunakan ukuran objektif6. Menggunakan teknik kuantitatif Penalaran Deduktif 15 Februari 2011Blog Link :http://riyandari.blogspot.com/2011/02/penalaran-deduktif_15.html Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penalaran adalah proses berpikir yangbertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsepdan pengertian.Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilankesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.Sedangkan penalaran deduktif adalah proses berfikir logis yang diawali dengan penyajianfakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus, dan diakhiri simpulan khusus yangberupa prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku khusus. Pada penalaran deduktif inimenerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisioperasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejalaterlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnyadilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut,konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.TV adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,VCD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.Penalaran deduktif terdiri dari :- Silogisme Silogisme adalah suatu argumen yang bersifat deduktif yang mengandung tiga proporsikategori yakni dua premis dan satu kesimpulan. Masing-masing premis itu yakni premismayor (premis umum) biasanya disingkat PU dan premis minor (premis khusus) bisanyadisingkat PK.Kriteria silogisme sebagai berikut :Premis Umum (PU) : Menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A)memiliki sifat atau hal tertentu (=B)Permis KhusuS (PK) : Menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) adalah golongantertentu itu (=A)Kesimpulan (K) : Menyatakan bahwa sesuatu atau sesorang itu (=C) memiliki sifat atau haltersebut pada B (=B)Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :PU : A = BPK : C = AK : C = BMacam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:1. Silogisme KategorialSilogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris.Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkanpremis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:Premis umum : Premis Mayor (My) Premis khusus :Premis Minor (Mn)Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, danpredikat simpulan disebut term minor.Contoh:Contoh silogisme Kategorial:My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTAMn : Badu adalah mahasiswaK : Badu lulusan SLTA2. Silogisme HipotesisSilogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannyamembenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolakkonsekuen.Contoh :My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.Mn : Air tidak ada.K : Jadi, Manusia akan kehausan.3. Silogisme AlternatifSilogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.ContohMy : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.4. Silogisme EntimenSilogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan.Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.Contoh:- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.Namun silogisme kategorial dapat dibedakan menjadi dua saja, yaitu silogisme kategorialdan silogisme tersusun. Dimana silogisme tersusun terbagi lagi menjadi tiga kategorial yaitu:a. EpikheremaEpikherema adalah jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalanmemperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa digunakan adalah denganmenambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu, maupunpoembuktian keberadaannya. Contoh:Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersamadengan menomorduakan kepentingan pribadinya. Sultan Mahmud Badaruddin adalahpahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia.b. EntimemSilogisme ini merupakan jenis silogisme yang sama dengan pada penjelasan di atas.c. Sorites.Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yangbernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis, bergantungpada topik yang dikemukakan serta arah pembahasan yang dihubung-hubungkan demikianrupa sehingga predikat premis pertama menjadi subyek premis kedua, predikat premiskedua menjadi subyek pada premis ketiga, predikat premis kedua menjadi subyek padapremis keempat, dan seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambildari subyek premis pertama dan predikat premis terakhir. Sumber :Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.2005. Jakarta : Grasindo.http://wikipedia.orghttp://kuroinoshiroyuki.blogspot.comhttp://rosicute.wordpress.comhttp://itha87.wordpress.com/ Penalaran Induktif 08 Februari 2011Blog Link :http://riyandari.blogspot.com/2011/02/penalaran-induktif.html Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.Secara sederhana penalaran dapatdidefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yangmendahuluinya.Salah satu penalaran yaitu penalaran induktif. Penalaran induktif merupakan prosedur yangberpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatukesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Penalaran induktif ini bertolak daripertanyaan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yg lebih umum. Jadisimpulan yg di peroleh tidak lebih dari khusus dari pada pernyataan (premis).Macam-macam penalaran induktif adalah sebagai berikut :- GeneralisasiGeneralisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umumberdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan haruscukup dan dapat mewakili. Generalisasi yang berarti tanpa adanya loncatan induktif yangsempurna. Hal ini dimaksudkan keseluruhan data yang diamati dapat menghasilkankesimpulan yang sangat kuat dan kesimpulan diperoleh dari pernyataan-pernyataan yangberuntut (berkaitan).contoh :Jika dipanaskan, besi memuai.Jika dipanaskan, tembaga memuai.Jika dipanaskan, emas memuai. jadi, Jika dipanaskan, logam memuai.- AnalogiAnalogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus denganmembandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelasterhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum. Padaanalogy biasanya membandingan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicaripersamaan yang ada di tiap bagiannya. Biasanya dengan cara meramalkan, menyingkapkekeliruan maupun klasifikasi karakteristik.contoh :Ohno Satoshi adalah salah satu anggota Johnny Entertainment.Ohno Satoshi dapat melakukan backflip.Sho Sakurai anggota Johnny Entertainment.Oleh sebab itu, Sho Sakurai dapat melakukan backflip.Tujuan dari penalaran Analogi adalah :~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.- KausalKausal adalah penalaran yg diperoleh dari gejala gejala yg saling berhubungan. Kausalmerupakan proses penalaran berdasarkan hubungan ketergabungan antargejala yangmengikuti pola sebab-akibat maupun akibat-sebab.- Sebab Akibat : pada intinya berpola A dan menyebabkan B. Selain itu, Pola A dapatMenyebabkan B,C,D dll. Jadi efek dari peristiwa bisa menjadi akibatnya. contoh : Kulitpisang yang tergeletak di lantai itu menyebabkan Sammy terpeleset. - Akibat Sebab : Dampak merupakan akibat yang dapat menyimpulkan sebab. Contoh : Ohnopergi ke laut karena ia ingin memancing. Sumber :Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.2005. Jakarta : Grasindo.http://v4z4.wordpress.com/2010/05/14/penalaran-induktif/http://wikipedia.orghttp://tulisanpkfarida.blogspot.com/2010/03/penalaran-induktif.html

ILMU ALAMIAH DASAR

A. Pengertian dan wawasan mengenai IPA a) Pengertian lmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint”. Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas. b) Wawasan Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung sesuai dengan bahan kajian IPA untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA itu sendiri berkaitan dengan cara mencari tahu tentang peristiwa alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Penemuan tersebut merupakan proses untuk menghasilkan suatu pengetahuan yang pasti dari hasil pembelajaran IPA. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. 1) Strategi Pendidikan IPA yang berorientasi pada peserta didik Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita dan memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan pertama kali adalah peserta didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara/metode yang tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung pembelajaran, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik. Itulah sebabnya, peserta didik merupakan subjek belajar Sedikit berbeda dengan mata pelajaran yang lain, pada pembelajaran IPA perlu digunakan strategi atau metode pengajaran yang berorientasi pada peserta didik. Pada metode tersebut, peran pendidik bergeser dari menentukan “apa yang akan diajarkan” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik”. Atau dengan kata lain, pendidik dalam proses pendidikan hanya sebagai fasilitator atau mediator saja. Di sini, pendidik tidak menjadi sentral dari proses pembelajaran dengan hanya sekedar memberikan teori yang ada dalam buku saja sebab hal ini cenderung membuat peserta didik malas untuk berpikir secara mandiri. Namun sebaliknya, peserta didik dapat menggali dan mengeksplor pengetahuan itu sendiri. Dengan fasilitas yang diberikan oleh pendidik antara lain dengan menghadirkan contoh nyatanya berupa alat peraga. Jadi, seorang pendidik IPA seharusnya terbiasa memberikan peluang seluas-luasnya agar peserta didik dapat memberi respon atau tanggapan serta mengembangkan potensi berpikir para peserta didik. Secara khusus, ada beberapa strategi pendidikan IPA yang dapat dilaksanakan oleh pendidik agar berorientasi pada peserta didik antara lain : • Pendekatan Inkuiri Pendidikan IPA yang berbasis inkuiri berarti pendidik mengajak peserta didik dalam kegiatan-kegiatan yang akan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang konsep-konsep IPA. Inti dari pendidikan IPA yang berbasis pendekatan inkuiri adalah kemampuan mengajukan pertanyaan dan mengidentifikasi penyelesaian masalah. Karena itu dalam pembelajaran seharusnya pendidik lebih banyak mengajukan pertanyaan open ended dan lebih banyak merangsang diskusi antar peserta didik. Keterampilan bertanya dan mendengarkan secara efektif penting untuk keberhasilan mengajar. Pada saat peserta didik melakukan kegiatan inkuiri pendidik dapat melakukan observasi untuk setiap kinerja peserta didik, seperti presentasi peserta didik di kelas, interaksi dengan teman, pembuatan laporan, penggunaan alat-alat laboratorium. • Pendekatan Salingtemas Untuk mewujudkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat dan lingkungan, pembelajaran IPA sebaiknya dikembangkan dengan pendekatan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (salingtemas). Dalam proses pembelajarannya, pendidikan IPA tidak hanya mempelajari konsep-konsep tetapi juga memperkenalkan aspek teknologi dan bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat serta bagaimana akibatnya pada lingkungan. Dengan mengaitkan serta mengaplikasikan bahan pendidikan IPA ke teknologi dan masyarakat, diharapkan peserta didik dapat menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, serta perkembangan teknologi dan relevansinya. Untuk mengenalkan peserta didik terhadap teknologi lingkungan mereka membuat model alat yang berhubungan dengan penanganan bencana alam misalnya banjir atau gempa. Bisa juga dengan berkunjung ke suatu tempat pengolahan limbah industri, atau pendaurulangan sampah rumah tangga. • Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) Pendekatan KPS merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses pendidikan IPA yang berupa keterampilan-keterampilan yang dimiliki peserta didik IPA untuk menghasilkan produk IPA. Keterampilan-keterampilan yang dimaksud antara lain: 1. Pengamatan ( observasi) 2. Menafsirkan pengamatan (interpretasi) 3. Mengelompokkan (klasifikasi) 4. Berkomunikasi 5. Berhipotesis 6. Merencanakan percobaan atau penelitian 7. Menerapkan konsep atau prinsip 8. Mengajukan pertanyaan 2) Pendidikan IPA yang berwawasan lingkungan Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mengajarkan diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pendidikan berwawasan lingkungan tentunya secara tidak langsung sudah terdapat di dalam kurikulum atau materi di sekolah salah satunya dalam bidang studi IPA. Dengan adanya pembelajaran ini mungkin lebih membawa makna tersendiri bagi peserta didik karena mereka praktik secara langsung di lingkungan dan dapat mencari tahu serta menemukan sendiri fenomena-fenomena alam yang ada di lingkungan. Sehingga para pendidik diharapkan tidak hanya memberi materi dari textbook saja tetapi dapat menghadirkan fenomena alam dalam kelas. Contohnya pendidik membawa alat-alat peraga yang berhubungan dengan tema yang akan dibahas sehingga peserta didik bisa lebih memahami materi yang disampaikan. Selain dengan menghadirkan langsung fenomena alam di dalam kelas, pembelajaran IPA dapat juga dilakukan dengan mengajak peserta didik langsung melakukan eksplorasi lingkungan seperti field trip. Field trip ini bisa dalam bentuk pengenalan lingkungan sekitar misalnya saja pergi ke sawah. Di sawah peserta didik bisa mempelajari semua materi pelajaran yang ada. Misalnya, untuk mempelajari IPA bisa dikenalkan dengan cara perkembangbiakan tanaman. Model pembelajaran lingkungan ini tidak hanya dengan model seperti di atas. Sekolah dengan media lingkungan terbatas dapat melakukannya dengan pemutaran film atau CD tentang lingkungan, membuat kliping bencana alam, mendaur ulang limbah rumah tangga. Namun yang paling penting, jika pendidik hendak melakukan pembelajaran terpadu dalam IPA, sebaiknya memilih tema yang menghubungkan antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Dengan mengaitkan serta mengaplikasikan pendidikan IPA ke teknologi dan masyarakat, diharapkan peserta didik dapat menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, serta perkembangan teknologi. B. Perkembangan Alam Pikiran Manusia Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan. Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia. Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru. Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. • Sejarah Pengetahuan yang diperoleh Manusia Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya. C. Mitos, penalaran dan berbagai cara memperoleh pengetahuan 1. Mitos Mitos diciptakan hanya untuk menjawab rasa ingin tahu manusia akan suatu kejadian yang mereka amati. Mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno, seperti dewa atau manusia perkasa, yang ada kaitannya dengan apa yang terdapat di alam. pengetahuan yang subyektif (tidak Obyektif) Manusia menyusun mitos / dogeng untuk mengenal realita atau kenyataan.Dalam alam mitos, Pikiran rasional atau penalaran belum terbentuk. Melainkan hanya didasari atas daya khayal, intuisi, atau imajinasi. Mitos dibedakan atas 3 macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat, dan legenda. Dalam mitos sebenamya manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurangnya pengetahuan, sehingga orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa.Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa petting yang menyangkut kehidupan masyarakat, biasanya juga disampaikan dari mulut ke mulut sehingga, sulit diperiksa kebenarannya.Dalam mitos sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah. Menurut C.A. Van Peursen, MITOS adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu pada sekelompok orang dan dapat ditularkan kepada kelompok lain atau diungkapkan melalui pementasan tari-tarian, wayang, dan sebagainya Inti Cerita terkait dengan lambang-lambang, kejahatan, kebaikan, kehidupan, kematian, dosa, dan penyucian, sorga, neraka 2. Penalaran Dari pengamatan yang sistematis dan kritis serta makin bertambanhnya pengalaman yang diperoleh, lambat laun menusia mencari jawab secara rasional atau berdasarkan fakta-fakta Pemecahan masalah mengandalkan penalaran yang rasional atau berdasarkan fakta dalam usaha memperoleh kebenaran Model Penalaran ada 2, yaitu : Penalaran Deduktif, Penalaran Induktif. • Penaalaran deduktif (rasionalisme) Penalaran Deduktif, pola pikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan menggunakan pola pikir yang disebut silogisme. Kaum rasionalis mengembangkan paham rasionalisme == menggunakan penalaran deduktif. • Pendekatan induktif (empirisme) Pengetahuan diperoleh dari pengamatan lapangan (emipiris), Kaum empiris mengembangkan paham empirisme == menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif, bertolak dari pola pikir yang bersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum 3. Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan dan Metodenya • Prasangka Adalah sesutau kemungkinan atau atau dugaan terhadap sesuatu yg belum tentu benar . • Intuisi Adalah suatu pendapat yg tiba2 muncul tanpa dipikir secara logis dan analisis • Trial dab Error Adalah coba2, untung2an yg hasilnya belum tentu benar. Menurut Charles Price ada 4 macam car untuk memperoleh pengetahuan • Percaya Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar. • Wibawa Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan benar • Apriori Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu. • Metode Ilmiah Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu2 untuk menentukan benar atau salah. Ilmu pengetahuan dianggap Alamiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu  Objektif= Pengetahuan itu sesuai dengan Objek  Metodik= Pengetahuan itu diperoleh dengan cara2 tertentu dan terkontrol  Sistemati= Pengetahuan ilmiah itu tersusundalam suatu system, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh.  Berlaku Umum/ Universal= Pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja ,tapi semua org dengan eksperimentasi yg sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten. Ada 2 pokok untuk memperoleh pengetahuan yaitu:  Empiris Yaitu pengetahuan yg disusun berdasarkan pada pengalaman, paham yg dikembangkan disebut Empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh melalui penalaran rasional yg abstrak,namun diperoleh melalui pengalaman yg kongkrit.  Rasionalisme Yaitu suatu cara yg didasarkan pada suatu rasio. Padanganya menyatakan rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian hanya rasio sajalah yg dapat membawa orang kepada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam segala jalan pikiran

perkembangan peserta didik abad

A. Pertumbuhan dan Perkembangan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training)..Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain. B. Anak Sebagai Suatu Totalitas Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu : 1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya. Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh yang terpisah satu sama lain. 2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain, Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang sakit nafsu makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitu pula sebaliknya. 3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan. Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa. C. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial. Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu : 1. Proses Biologis Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam cara menggunakan tubuh atau keterampila motorik dan perkembangan seksual juga dikelompokkan ke dalam domain ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak mencangkup perubahan fisik karena kecelakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa khusus lainnya. 2. Proses Kogniti Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir, kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman merefleksikan peran kognitif dalam perkembangan anak 3. Proses Psikososial Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna di otaknya. D. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman adalah peristiwa-peristiwa yang dialami individu dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara usia anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola asuh yan diberikan berbeda Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangaan Perkembangan dari segi kesinambungan menjelaskan bahwa perkembangan merupakan perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga meninggal dunia. Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya. Dalam proses perkembangan ini terjadi penambahan maupun pengurangan keterampilan yang akan dikombinasikan dengan keterampilan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku yang semakin kompleks. Sedangkan dari segi ketidaksinambungan menganggap bahwa perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini perkembangan individu dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan yang relatif tiba-tiba dari suatu tahap ke tahap berikutnya. E. Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak 1. Perkembangan Fisik a. Tinggi dan Berat Badan Pertumbuhan fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal masa pubertas. Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat di saat semakin menurunnya kadar ‘lemak bayi’. Selama usia SD ini, kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan otot ini. b. Proporsi dan Bentuk Tubuh Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan. Berdasarkan tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD. Tiga bentuk primer tubuh tersebut adalah : 1) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar 2) Mesomorph, yakni yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar 3) Ectomorph, yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot 2. Perkembangan Perseptua Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi. a. Persepsi Visual Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan peran indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya, ada enam jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni : 1) Persepsi Konstanitas Ukuran Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki suatu ukuran yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak mampu mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang sudah mengerti tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan dengan jarak, tetapi yang belum mengerti mereka akan menjawab dengan sekenanya “ Emang dari dulu gambarnya gitu bu !”. 2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan ini akan terlihat dalam gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam menggambar gambar yang tertutup oleh gambar lain. 3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau gambar dari keseluruhannya. 4) Persepsi Kedalaman Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek.persepsi ini memerlukan ketajaman visual yang baik 5) Persepsi Tilikan Ruang Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal, dan mengukur dimen 6) Persepsi Gerakan Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau perpindahan suatu objek oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah mulai dikembangkan sejak bayi terhadap gerakan horizontal, disusul terhadap gerakan vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap gerakan berputar. b. Persepsi Pendengaran Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi, yaitu: persepsi lokasi pendengaran, persepsi perbedaan terhadap suara-suara yang mirip, dan persepsi pendengaran pokok dan latarnya. 1) Persepsi Lokasi Pendengaran Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya suatu sumber suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri, maka ia menenggok ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit ada suara yang menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara tersebut 2) Persepsi Perbedaan 3) Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-suara gaduh yang datang dari luar kelas. F. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a. Faktor Hereditas Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri. Disini terjadi totalitas karakter dari orang tua kepada anak, dari sini pula kepribadian anak mulai terbentuk karena didikan orang tua b. Faktor Lingkungan Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat. Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan. Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah lakuDiantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.