menggapai impian dengan blog's

menggapai impian dengan blog's

Rabu, 21 Maret 2012

ILMU ALAMIAH DASAR

A. Pengertian dan wawasan mengenai IPA a) Pengertian lmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint”. Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas. b) Wawasan Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung sesuai dengan bahan kajian IPA untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA itu sendiri berkaitan dengan cara mencari tahu tentang peristiwa alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Penemuan tersebut merupakan proses untuk menghasilkan suatu pengetahuan yang pasti dari hasil pembelajaran IPA. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. 1) Strategi Pendidikan IPA yang berorientasi pada peserta didik Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita dan memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan pertama kali adalah peserta didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara/metode yang tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung pembelajaran, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik. Itulah sebabnya, peserta didik merupakan subjek belajar Sedikit berbeda dengan mata pelajaran yang lain, pada pembelajaran IPA perlu digunakan strategi atau metode pengajaran yang berorientasi pada peserta didik. Pada metode tersebut, peran pendidik bergeser dari menentukan “apa yang akan diajarkan” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik”. Atau dengan kata lain, pendidik dalam proses pendidikan hanya sebagai fasilitator atau mediator saja. Di sini, pendidik tidak menjadi sentral dari proses pembelajaran dengan hanya sekedar memberikan teori yang ada dalam buku saja sebab hal ini cenderung membuat peserta didik malas untuk berpikir secara mandiri. Namun sebaliknya, peserta didik dapat menggali dan mengeksplor pengetahuan itu sendiri. Dengan fasilitas yang diberikan oleh pendidik antara lain dengan menghadirkan contoh nyatanya berupa alat peraga. Jadi, seorang pendidik IPA seharusnya terbiasa memberikan peluang seluas-luasnya agar peserta didik dapat memberi respon atau tanggapan serta mengembangkan potensi berpikir para peserta didik. Secara khusus, ada beberapa strategi pendidikan IPA yang dapat dilaksanakan oleh pendidik agar berorientasi pada peserta didik antara lain : • Pendekatan Inkuiri Pendidikan IPA yang berbasis inkuiri berarti pendidik mengajak peserta didik dalam kegiatan-kegiatan yang akan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang konsep-konsep IPA. Inti dari pendidikan IPA yang berbasis pendekatan inkuiri adalah kemampuan mengajukan pertanyaan dan mengidentifikasi penyelesaian masalah. Karena itu dalam pembelajaran seharusnya pendidik lebih banyak mengajukan pertanyaan open ended dan lebih banyak merangsang diskusi antar peserta didik. Keterampilan bertanya dan mendengarkan secara efektif penting untuk keberhasilan mengajar. Pada saat peserta didik melakukan kegiatan inkuiri pendidik dapat melakukan observasi untuk setiap kinerja peserta didik, seperti presentasi peserta didik di kelas, interaksi dengan teman, pembuatan laporan, penggunaan alat-alat laboratorium. • Pendekatan Salingtemas Untuk mewujudkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat dan lingkungan, pembelajaran IPA sebaiknya dikembangkan dengan pendekatan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (salingtemas). Dalam proses pembelajarannya, pendidikan IPA tidak hanya mempelajari konsep-konsep tetapi juga memperkenalkan aspek teknologi dan bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat serta bagaimana akibatnya pada lingkungan. Dengan mengaitkan serta mengaplikasikan bahan pendidikan IPA ke teknologi dan masyarakat, diharapkan peserta didik dapat menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, serta perkembangan teknologi dan relevansinya. Untuk mengenalkan peserta didik terhadap teknologi lingkungan mereka membuat model alat yang berhubungan dengan penanganan bencana alam misalnya banjir atau gempa. Bisa juga dengan berkunjung ke suatu tempat pengolahan limbah industri, atau pendaurulangan sampah rumah tangga. • Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) Pendekatan KPS merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses pendidikan IPA yang berupa keterampilan-keterampilan yang dimiliki peserta didik IPA untuk menghasilkan produk IPA. Keterampilan-keterampilan yang dimaksud antara lain: 1. Pengamatan ( observasi) 2. Menafsirkan pengamatan (interpretasi) 3. Mengelompokkan (klasifikasi) 4. Berkomunikasi 5. Berhipotesis 6. Merencanakan percobaan atau penelitian 7. Menerapkan konsep atau prinsip 8. Mengajukan pertanyaan 2) Pendidikan IPA yang berwawasan lingkungan Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mengajarkan diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pendidikan berwawasan lingkungan tentunya secara tidak langsung sudah terdapat di dalam kurikulum atau materi di sekolah salah satunya dalam bidang studi IPA. Dengan adanya pembelajaran ini mungkin lebih membawa makna tersendiri bagi peserta didik karena mereka praktik secara langsung di lingkungan dan dapat mencari tahu serta menemukan sendiri fenomena-fenomena alam yang ada di lingkungan. Sehingga para pendidik diharapkan tidak hanya memberi materi dari textbook saja tetapi dapat menghadirkan fenomena alam dalam kelas. Contohnya pendidik membawa alat-alat peraga yang berhubungan dengan tema yang akan dibahas sehingga peserta didik bisa lebih memahami materi yang disampaikan. Selain dengan menghadirkan langsung fenomena alam di dalam kelas, pembelajaran IPA dapat juga dilakukan dengan mengajak peserta didik langsung melakukan eksplorasi lingkungan seperti field trip. Field trip ini bisa dalam bentuk pengenalan lingkungan sekitar misalnya saja pergi ke sawah. Di sawah peserta didik bisa mempelajari semua materi pelajaran yang ada. Misalnya, untuk mempelajari IPA bisa dikenalkan dengan cara perkembangbiakan tanaman. Model pembelajaran lingkungan ini tidak hanya dengan model seperti di atas. Sekolah dengan media lingkungan terbatas dapat melakukannya dengan pemutaran film atau CD tentang lingkungan, membuat kliping bencana alam, mendaur ulang limbah rumah tangga. Namun yang paling penting, jika pendidik hendak melakukan pembelajaran terpadu dalam IPA, sebaiknya memilih tema yang menghubungkan antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Dengan mengaitkan serta mengaplikasikan pendidikan IPA ke teknologi dan masyarakat, diharapkan peserta didik dapat menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, serta perkembangan teknologi. B. Perkembangan Alam Pikiran Manusia Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan. Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia. Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru. Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. • Sejarah Pengetahuan yang diperoleh Manusia Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya. C. Mitos, penalaran dan berbagai cara memperoleh pengetahuan 1. Mitos Mitos diciptakan hanya untuk menjawab rasa ingin tahu manusia akan suatu kejadian yang mereka amati. Mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno, seperti dewa atau manusia perkasa, yang ada kaitannya dengan apa yang terdapat di alam. pengetahuan yang subyektif (tidak Obyektif) Manusia menyusun mitos / dogeng untuk mengenal realita atau kenyataan.Dalam alam mitos, Pikiran rasional atau penalaran belum terbentuk. Melainkan hanya didasari atas daya khayal, intuisi, atau imajinasi. Mitos dibedakan atas 3 macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat, dan legenda. Dalam mitos sebenamya manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurangnya pengetahuan, sehingga orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa.Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa petting yang menyangkut kehidupan masyarakat, biasanya juga disampaikan dari mulut ke mulut sehingga, sulit diperiksa kebenarannya.Dalam mitos sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah. Menurut C.A. Van Peursen, MITOS adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu pada sekelompok orang dan dapat ditularkan kepada kelompok lain atau diungkapkan melalui pementasan tari-tarian, wayang, dan sebagainya Inti Cerita terkait dengan lambang-lambang, kejahatan, kebaikan, kehidupan, kematian, dosa, dan penyucian, sorga, neraka 2. Penalaran Dari pengamatan yang sistematis dan kritis serta makin bertambanhnya pengalaman yang diperoleh, lambat laun menusia mencari jawab secara rasional atau berdasarkan fakta-fakta Pemecahan masalah mengandalkan penalaran yang rasional atau berdasarkan fakta dalam usaha memperoleh kebenaran Model Penalaran ada 2, yaitu : Penalaran Deduktif, Penalaran Induktif. • Penaalaran deduktif (rasionalisme) Penalaran Deduktif, pola pikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan menggunakan pola pikir yang disebut silogisme. Kaum rasionalis mengembangkan paham rasionalisme == menggunakan penalaran deduktif. • Pendekatan induktif (empirisme) Pengetahuan diperoleh dari pengamatan lapangan (emipiris), Kaum empiris mengembangkan paham empirisme == menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif, bertolak dari pola pikir yang bersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum 3. Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan dan Metodenya • Prasangka Adalah sesutau kemungkinan atau atau dugaan terhadap sesuatu yg belum tentu benar . • Intuisi Adalah suatu pendapat yg tiba2 muncul tanpa dipikir secara logis dan analisis • Trial dab Error Adalah coba2, untung2an yg hasilnya belum tentu benar. Menurut Charles Price ada 4 macam car untuk memperoleh pengetahuan • Percaya Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar. • Wibawa Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan benar • Apriori Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu. • Metode Ilmiah Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu2 untuk menentukan benar atau salah. Ilmu pengetahuan dianggap Alamiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu  Objektif= Pengetahuan itu sesuai dengan Objek  Metodik= Pengetahuan itu diperoleh dengan cara2 tertentu dan terkontrol  Sistemati= Pengetahuan ilmiah itu tersusundalam suatu system, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh.  Berlaku Umum/ Universal= Pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja ,tapi semua org dengan eksperimentasi yg sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten. Ada 2 pokok untuk memperoleh pengetahuan yaitu:  Empiris Yaitu pengetahuan yg disusun berdasarkan pada pengalaman, paham yg dikembangkan disebut Empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh melalui penalaran rasional yg abstrak,namun diperoleh melalui pengalaman yg kongkrit.  Rasionalisme Yaitu suatu cara yg didasarkan pada suatu rasio. Padanganya menyatakan rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian hanya rasio sajalah yg dapat membawa orang kepada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam segala jalan pikiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar